Bullying (Perundungan) Dalam Perspektif Islam
بسم الله الرحمان الرحيم
Hai, Sahabat setia Dunia Santri Kreatif yang dirahmati Alloh SWT, semoga Antum selalu diberi kelancaran dalam menyelesaikan segala urusannya.. Aamiin..
pada kesempatan kali ini kami sedikit mengulas dan terinspirasi untuk mencurat-coret halaman dan menyampaikannya kepada sahabat sekalian, ini berkaitannya dengan kondisi diberberapa daerah kami yang kerap sekali terjadi terutama dalam pergaulan entah itu anak-anak, ABG ataupun yang sudah Lansia, Nahh...dari pada kita penasaran dengan judul pada artikel yang Kami buat mending langsung aja yuk kita baca dan cermati. Gassken..!!
Fenomena yang saat ini sedang hangat-hangatnya dikalangan masyarakat, khususnya dilingkungan sekolah atau kalangan pelajar adalah "Bulliying" atau perundungan.Baik antar kelompok atau individu.
Ini biasanya terjadi akibat jomplangnya perbedaan antara pihak yang Membully dengan yang dibully (korban) baik dari penampilan, kecerdasan, dan yang lebih dominan adalah strata sosial (kaya-miskin).
Pelaku perundungan biasanya memandang korban dengan sebelah mata. Tak cukup sampai disana, kata-kata merendahkan, melecehkan dan memojokkan kerap kali dilontarkan kepada si korban. Lebih jauh lagi, sipelaku bahkan sampai nekat mengerjai, menganiaya dan mencelakakan si korban.
"Kenapa sih,, Kok Mimin Membahas kayak Beginian?? apa Kurang Kerjaan ya? ".
(+) Jadi begini sahabat Dunia Santri Kreatif yang kami rindukan,,
Kondisi seperti ini tentu saja sangat berbahaya bagi sang korban Bulliying karena tidak hanya fisik yang tersakiti, tetapi perasaan yang selalu dihantui rasa takut, sedih, merasa diri paling rendah, dan bahkan sampai pada gangguan kejiwaan / psikis. Tak jarang korban bullying ingin mengakhiri hidupnya karena tak tahan dengan tekanan yang terus menerus dibebankan pada dirinya. Hal ini tentu tidak bisa dipandang sepele, mengingat sudah banyak korban jiwa karena perundungan / Bullying.
mengingat kita adalah seorang Muslim maka ini menjadi hal terpenting yang harus kita pelajari dan tidak boleh dilakukan. Didalam Islam, perundungan sangat dilarang. bahkan sangat berdosa bagi orang yang beriman ketika dia menghina, mengejek, mengolok-olok, apalagi sampai menyiksa fisik orang lain. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S Al-Hujurot ayat 11 :
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olokkan) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita-wanita yang lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik daripada wanita (yang mengolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman; dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itu orang-orang yang zalim." (Q.S Al-Hujurot: 11)
Perlu kita sadari bersama, kita adalah manusia yang masing-masing mempunyai kekurangan. Kita sama-sama memiliki perasaan, sama-sama memiliki aib, dan tak ada manusia yang sempurna.
Sudah saatnya kita memandang manusia sebagai manusia. Sudah saatnya kita memanusiakan manusia.
Kaya/miskin, cantik/tidak, pejabat/rakyat, Dimata Allah tidak ada bedanya.
Yang membedakan bukanlah rupa, harta atau jabatan. Yang membedakan adalah ketaqwaan yang diwujudkan dalam amal sholeh / amal baik sebagaimana sabda Rosulullooh dalam hadits riwayat imam Bukhoriy :
"Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, tetapi Allah melihat kepada hati dan amal kalian." (H.R Bukhoriy)
Secantik / setampan apapun, sekaya apapun, setinggi apapun jabatan, jika tidak diimbangi dengan perbuatan yang mulia, dan tidak diimbangi dengan perkataan yang baik, maka tidak ada manfaatnya rupa, harta dan tahta.
Kita manusia yang berpendidikan, kita manusia yang beragama. Tidak pernah ada disekolah manapun yang mengajarkan kita untuk saling hina. Tidak ada di agama manapun yang mendoktrin manusia untuk saling mengolok-olokan.
Sudah saatnya kita ubah paradigma atau sudut pandang kita terhadap sesama. Bayangkan jika perundungan terjadi pada diri kita. Betapa sakitnya kita, betapa terhinanya kita, betapa merananya kita.
- Apa keuntungan yang kita dapatkan dari perundungan?
- Kepuasan? Kebanggaan? Kebahagiaan? Sementara orang yang dibully menderita!
- Pantaskah orang berakhlak seperti itu disebut manusia?
- Dimana letak perasaan ketika kita dengan senangnya tertawa diatas derita orang?
Satu hal yang harus kita ingat, Dengan memadamkan cahaya orang lain, tidak akan membuat kita bertambah terang. Justru malah bertambah redup. Dengan menghina dan membully orang lain, tidak akan membuat derajat kita Dimata orang menjadi terangkat. Justru malah makin terinjak.
"Dimata manusia kita menjadi hina, Dimata Allah tentunya adalah sebuah dosa".
Semoga menjadi bahan renungan untuk kita semua. Aamiin
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
Komentar
Posting Komentar
Nama :
Alamat :