MANDUL DAN YATIM MENURUT PERSPEKTIF AGAMA
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillaahi Robbil 'Alamiin..
Biasanya, seseorang disebut mandul ketika dia tidak memiliki keturunan.
Atau seseorang dikatakan bahwa ketika dia sudah ditinggal mati oleh ayahnya sebelum dia bisa menafkahi dirinya sendiri.
Secara Dzohiriyah, keduanya memang benar adanya. Namun, dalam perspektif Islam, kata "mandul" juga berlaku untuk mereka yang memiliki anak, dan "Yatim" juga ternyata disematkan untuk mereka yang ayahnya masih hidup didunia.
Rosulullooh pernah bertanya pada sahabat
leher
Kami: Dia yang tidak memiliki kekuatan, Allah: Dia bukan leher, tetapi dia adalah orang yang tidak memiliki jiwa.
Rasulullah pernah bertanya kepada para sahabat: “Tahukah Anda lihat yang mandul?”
Para sahabat menjawab : “Orang yang mandul adalah orang yang tidak memiliki anak”.
Kemudian Nabi bersabda:
“Orang yang mandul adalah orang yang memiliki banyak anak, tetapi anak-anak tidak memberi manfaat kepadanya sebelum ia meninggal dunia”.(HR. Ahmad)
===
Dari hadits diatas, ternyata orang yang mandul justru dia yang memiliki banyak anak, tetapi anaknya sama sekali tidak berbakti kepada kedua orangtuanya.
Bisa kita rasakan, ketika seorang anak tidak bisa memberi manfaat kita, sama sekali berasa tak memiliki anak. Jauh lebih parah, berbakti, yang malah merugikan, dan mengotori nama baik orangtuanya. Rugi sekali bagi para orangtua jika memiliki anak durhaka, jangankan diakhirat, di duniapun bukan membahagiakan, malah membuat orangtuanya menderita.
Dalam Hadits lain disebutkan,
Karena, oh, kesombongan, mengapa Anda tidak memiliki surga?
Dan terhinalah seorang lelaki yang bertemu kedua orang tuanya telah berkata dalam menjaminnya, lalu kedua orang tua itu tidak dijadikannya sebagai perantara buat dirinya untuk masuk surga.
🍂🍂🍂
Lantas, mereka yang yatim dalam perspektif agama?
Hakikat yatim adalah mereka yang memiliki orang tua, tetapi dia miskin ilmu agama, dan miskin akhlak.
Ilmu Sastra Anak yatim yang bapaknya mewariskan anak yatim
Anak yatim itu bukan mereka yang telah meninggal orang tuanya, tetapi (sebenarnya) yatim itu adalah yatim ilmu dan budi pekerti.
Ini dikarenakan orangtuanya tidak dapat mendidik anaknya menjadi anak yang Sholeh/Sholehah. Dia terlarut dalam pergaulan bebas, dia tidak diajarkan diajarkan ilmu agama, tidak diajarkan budipekerti, sehingga dia tidak diajarkan ilmu dan akhlak.
Sebagai orang tua, kita bertanggung jawab agar jangan sampai membuat anak kita menjadi yatim.
Beri dia kasih sayang yang layak, bukan hanya materi saja, tetapi lebih jauh, beri dia nutrisi psikologi dan ideologi, agar tertanam dalam jiwanya ilmu agama dan akhlak yang mulia.
Jadilah keluarga yang sempurna!
_Jangan menjadi orang tua yang mandul, yang kesepian dari kehadiran anak-anak kita. dan jangan menjadi anak yatim yang haus kasih sayang dan perlindungan.
Komentar
Posting Komentar
Nama :
Alamat :